Kamis, 26 September 2019

gejala kekurangan mineral

Gejala Kekurangan Mineral
VIVA.co.id – Mineral zinc atau seng merupakan satu-satunya mineral setelah besi yang paling banyak ditemukan dalam mineral di tubuh manusia. Di antara fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan kulit, rambut, gigi, kuku, serta sistem imun.
"Seng dibutuhkan untuk aktivitas lebih dari 300 enzim tubuh, dan enzim ini membantu pelaksanaan reaksi biokimia dalam tubuh yang penting bagi sintesis protein, produksi hormon, begitu juga kesehatan menyeluruh," ujar ahli nutrisi publik Emma Derbyshire seperti dikutip Daily Mail.
Image result for gejala kekurangan mineral

Sebuah survei terhadap wanita di usia memiliki anak di 14 negara ditemukan bahwa 1 dari lima memiliki kadar seng yang rendah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 31 persen dari penduduk global kekurangan seng. Ada beberapa gejala kekurangan seng, yang bisa dikenali seperti berikut.
1. Rambut rontok
Seng penting bagi replikasi sel yang baik dan penyerapan protein dan fungsi ini penting untuk membuat rambut tebal dan bersinar.
Sebuah penelitian di tahun 2013 dalam Annals of Dermatology pada 312 orang dengan rambut rontok diketahui semuanya memiliki konsentrasi seng yang rendah dalam darah mereka.
2. Kuku rapuh dengan bintik putih
Derbyshire mengatakan, bintik putih pada kuku, terkadang disebut dengan garis Beau, merupakan salah satu kunci tanda kekurangan seng.
Kuku Anda mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat, rapuh, dan mudah retak juga. Ini dikarenakan kadar stabil seng dalam tubuh dibutuhkan untuk jaringan pertumbuhan dan sel di kuku. Ketika seng ini kurang, masalah kuku general bisa muncul, jika lebih buruk, bisa bermanifestasi menjadi bintik putih.
3. Gigi kusam
Menurut dokter gigi di Bow Lane Dental Group, London, seng merupakan elemen penting di dalam mulut dan secara alami ada di plak, air liur, dan enamel.
"Jika seseorang kekurangan seng mereka bisa menyadari adanya sensitivitas bau, rasa yang berubah, lapisan putih di lidah, dan kemungkinan besar menyebabkan sariawan, ditambah gusi radang," ujarnya.
4. Sariawan
Sebuah penelitian di tahun 2014 dalam The Journal of Laryngology & Otologymenemukan bahwa kadar seng yang kurang bisa meningkatkan risiko sariawan mulut dan pasien yang menunjukkan kekurangan seng dalam aliran darahnya seringkali mengalami kekambuhan sariawan.
5. Jerawat dan masalah kulit lainnya
Satu penelitian dalam jurnal dari Turkish Academy of Dermatology menyebutkan bahwa 54 persen orang yang berjerawat memiliki kadar seng yang rendah.
Selain itu, kekurangan seng juga bisa menyebabkan kulit kudis yang menunjukkan luka dan tanda yang tidak hilang atau butuh waktu lama untuk sembuh, karena seng penting untuk menyembuhkan luka.
6. Tulang lemah
Selama ini orang hanya membicarakan kalsium untuk tulang, padahal seng juga mineral penting yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang. Seng memiliki fungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, serta mengubah kolagen yang butuhkan untuk membentuk tulang sehat.
Anak yang menjalani vegetarian atau diet sangat ketat seringkali mengalami kekurangan mineral ini dan bisa mengalami masalah dalam perkembangan tulang mereka di masa anak-anak dan remaja.

gejala kekurangan vitamin

Vitamin memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh yakni membantu pengaturan dan proses kegiatan tubuh. Kurangnya vitamin akan berpengaruh besar pada keseimbangan tubuh dan membuka lebar kemungkinan tubuh terserang macam-macam penyakit.
Kalau tubuhmu kekurangan vitamin, kamu akan mengalami gejala tubuh berikut ini. Jadi kalau kamu mengalami salah satunya, segera sadari bahwa kamu butuh lebih banyak asupan vitamin.

1. Sering kram

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahhealth.com
Kram adalah tanda kalau kamu kekurangan kalsium, magnesium dan kalium. Ini bisa terjadi kalau kamu melakukan terlalu banyak olahraga. Keringat yang kamu keluarkan sama dengan pengurangan mineral dari tubuh. Kamu butuh menyeimbangkan tubuhmu dengan makan kacang-kacangan, labu, pisang dan apel.

2. Rambut rontok

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahhellogiggles.com
Kekurangan vitamin B7 akan membuat rambutmu sering rontok saat kamu sudah menggunakan shampo dan kondisioner dengan teratur. Jika ini terjadi padamu, kamu butuh asupan makanan yang mengandung vitamin B7 seperti pisang, kentang dan kacang-kacangan.

3. Ruam di wajah

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahwomen-secrets.ru
Kurangnya vitamin B7 bisa menyebabkan ruam di wajahmu. Kalau kamu merasa tidak ada yang salah dengan produk wajah yang kamu gunakan tapi tetap ada ruam, maka kamu butuh asupan biotin dan makan banyak bayam, telur rebus, kembang kol, jamur, kentang dan keju.

4. Infeksi atau peradangan gusi

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahhealthaim.com
Hal ini disebut periodontitis yaitu peradangan gusi serius yang melibatkan penghancuran jaringan lunak dan tulang pendukung gigi. Kamu butuh makanan kaya fosfor dan vitamin D yang sangat penting untuk kesehatan gigi. Susu, beras merah, tomat, kacang, ikan, jeruk dan anggur adalah makanan yang kaya vitamin D.

5. Mati rasa pada beberapa anggota tubuh

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahhellogiggles.com
Jika kamu mengalami hal ini, tandanya kamu kekurangan Vitamin B6, B12 dan B9. Vitamin tersebut berfungsi untuk memproduksi sel darah sehat yang dibutuhkan untuk mengangkut oksigen ke sel darah. Makan makanan kaya vitamin seperti makanan laut, unggas, jeruk dan kacang akan baik bagi peredaran sel darahmu.

6. Kuning di bagian putih mata

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahhealth.com
Kurangnya vitamin B12 juga bisa menyebabkan hal ini terjadi. Ini tandanya kamu butuh mengonsumsi lebih banyak hati ayam, susu, salmon, tuna dan daging kambing untuk mengembalikan warna putihnya.

7. Benjolan di tangan dan pinggul

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin, Sadari Sebelum Semakin Parahhealth.com
Benjolan yang muncul ini adalah penyebab kamu kekurangan vitamin A, D dan asam lemak. Sebaiknya kamu makan lebih banyak salmon dan kacang. Makan lebih banyak wortel juga untuk menambahkan Vitamin A dalam tubuh.
Kalau kamu cuek dan tidak segera menyadarinya, nantinya tubuhmu bisa terkena berbagai penyakit yang membuatmu susah sendiri. Selama bisa dicegah, maka jangan tunggu sampai sakit dulu baru menyayangi tubuhmu. Istirahat, olahraga teratur dan makan yang bergizi seharusnya jadi rutinitas yang jangan sampai kamu lewatkan.

konstipasi

Konstipasi atau sembelit adalah frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari biasanya. Jarak waktu buang air besar pada setiap orang berbeda-beda. Namun umumnya dalam satu minggu, manusia buang air besar setidaknya lebih dari 3 kali. Jika frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, maka seseorang disebut mengalami konstipasi. Akibatnya, tinja menjadi kering dan keras sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus.
Stomach illness
Buang air besar merupakan tahap terakhir proses pencernaan. Dalam sistem pencernaan manusia, makanan yang dikonsumsi menuju lambung, usus kecil, kemudian usus besar. Setelah air dan nutrisi yang diperlukan tubuh diserap dalam usus, sisa makanan tersebut lalu dikeluarkan melalui anus sebagai tinja.
Setiap orang sesekali bisa mengalami konstipasi, namun biasanya bukan merupakan kondisi serius dan berlangsung hanya sebentar. Tingkat keparahan konstipasi pada setiap orang berbeda-beda, Pada beberapa kasus, konstipasi dapat menjadi kronis jika kondisi ini berulang hingga beberapa kali dalam waktu 3 bulan. Gangguan sembelit kronis ini dapat mengganggu kegiatan penderita setiap hari.
Penyabab konstipasi bisa lebih dari satu faktor, dari pola makan dan hidup yang buruk, atau kondisi medis tertentu. Sementara pada anak-anak, selain beberapa penyebab yang telah disebutkan, kebiasaan menahan keinginan untuk buang air besar atau stres juga dapat membuat mereka mengalami sembelit. Untuk mengatasi konstipasi, langkah penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup, pemberian obat, atau prosedur operasi.

diare

Apa itu diare?

Oleh Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum

Definisi

Apa itu diare?

Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar terus menerus. Feses yang keluar saat BAB biasanya lembek atau cair. Orang awam sering menyebutnya dengan istilah “buang-buang air” atau mencret.
Masalah BAB ini dibedakan jenisnya menjadi dua, tergantung dari berapa lama kondisinya berlangsung. 
1. Diare akut 
Diare akut adalah buang-buang air yang berlangsung selama kurang lebih 3 hari hingga seminggu. Kebanyakan orang mengalami diare jangka pendek karena adanya infeksi pada saluran pencernaan.
2. Diare kronis 
Diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu atau bahkan lebih. Kondisi ini kurang umum dan biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis.

Seberapa umum diare?

Kondisi ini sangat umum terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak, tanpa kenal jenis kelamin dan usia. Rata-rata orang dewasa dapat mengalami diare 4 kali dalam setahun.
Apabila masalah ini berlangsung terlalu lama tanpa ditangani, kemungkinan besar merupakan pertanda kondisi serius.
Gangguan pencernaan yang bisa menyebabkan buang-buang air termasuk Inflammatory Bowel Disease (penyakit radang usus) atau Irritable Bowel Syndrome (IBS, atau sindrom iritasi usus)

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala diare?

Gejala umum diare adalah:
  • Feses lembek dan cair
  • Sakit perut
  • Kram perut
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Haus terus menerus
  • Demam
  • Dehidrasi
  • Darah pada feses
  • Feses yang dihasilkan banyak
  • Terus menerus ke toilet
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Diare pada bayi dan anak-anak kecil
Jika bayi terus buang-buang air, ini merupakan suatu hal yang serius dan harus segera ditangani. Diare pada bayi dapat menyebabkan kondisi dehidrasi serius dan membahayakan nyawa pada waktu yang singkat.
Anda perlu menghubungi dokter jika anak Anda mengalami:
  • Produksi urin menurun
  • Mulut kering
  • Lesu 
  • Sakit kepala
  • Kulitnya kering
  • Mengantuk
Segera ke dokter atau rumah sakit jika gejala berikut terjadi pada anak Anda:
  • Gejala dehidrasi seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang buang air kecil, mudah marah, atau mengantuk
  • Demam tinggi
  • Feses anak mengandung darah dan nanah
  • Feses anak  berwarna hitam.
Diare pada orang dewasa
Berikut adalah beberapa gejala diare pada orang dewasa yang jika terjadi harus segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit. 
  • Feses berwarna gelap yang menandakan adanya darah pada feses
  • Mual dan muntah
  • Kurang tidur
  • Penurunan berat badan.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab diare?

Diare dapat disebabkan karena adanya gangguan pencernaan. Gangguan tersebut bisa berupa:
1. Keracunan makanan
Makanan tidak steril yang terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan sakit perut melilit, mual, dan buang-buang air. Ini disebabkan oleh racun yang dikeluarkan bakteri meninfeksi organ dalam sistem pencernaan Anda.
2. Infeksi bakteri, parasit, virus
Kuman yang dapat menyerang pencernaan sampai menyebabkan diare termasubakteri (C. difficile, E. coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter), parasit atau amuba (Giardia dan Entamoeba histolytica), dan virus (Rotavirus, norovirus, adenovirus, dan astrovirus)
Kuman-kuman tersebut dapat masuk ke dalam pencernaan melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
3. Intoleransi laktosa
Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk olahan susu. Intoleransi laktosa adalah gangguan sistem pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah gula alami tersebut.
Ketika gangguan pencernaan ini terjadi, laktosa yang tidak bisa dicerna akan masuk ke usus besar. Bakteri di usus besar akan berinteraksi dengan laktosa sehingga menyebabkan gejala seperti kembung dan diare.
Risiko intoleransi laktosa dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Ini karena kadar enzim yang membantu mencerna laktosa turun setelah masa kanak-kanak. 
4. Fruktosa
Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan madu. Terkadang bila ditambahkan sebagai pemanis untuk minuman tertentu. Pada orang yang kesulitan mencerna fruktosa, dapat menyebabkan diare.
5. Pemanis buatan
Sorbitol dan manitol atau pemanis buatan lainnya dapat menyebabkan buang air besar cair berlebih. Pemanis buatan tersebut banyak ditemukan pada permen karet dan produk permen lainnya. 
6. Mengonsumsi obat tertentu
Buang-buang air dapat terjadi karena efek samping mengonsumsi beberapa jenis obat. Obat ini termasuk:
  • Antibiotik
  • Antasida 
  • Obat untuk kemoterapi
  • Obat jantung
  • Antidepresan
  • Obat tekanan darah tinggi
  • Obat diuretik
Obat pencahar yang mengandung magnesium apabila disalahgunakan juga dapat menyebabkan diare. Kondisi ini juga dapat terjadi setelah operasi bariatrik atau pengangkatan kandung empedu.
7. Penyakit radang usus (IBD)
Penyakit Crohn dan kolitis ulserativa dapat menyebabkan diare kronis yang dapat terjadi kambuhan. Selain buang air besar cair berlebih, Anda juga bisa mengalami sakit perut, perdarahan yang keluar dari anus , demam, dan penurunan berat badan.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk diare?

Selain penyakit medis, beberapa kebiasaan dapat menyebabkan diare. Ada banyak faktor risiko kondisi buang air besar berlebih ini terjadi, yaitu:
  • Jarang mencuci tangan setelah ke toilet
  • Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih
  • Jarang membersihkan dapur dan toilet
  • Sumber air yang tidak bersih
  • Makan makanan sisa yang sudah dingin
Selain faktor risiko di atas, perubahan pola makan baru-baru ini juga dapat menyebabkan diare akut. Ini termasuk asupan kopi, teh, minuman bersoda, atau permen karet yang mengandung gula yang sulit diserap. 
Kondisi buang air besar cair berlebih ini  juga dapat terjadi pada pelancong, wisatawan, atau traveler. Di mana ini bisa terjadi saat Anda bepergian ke negara-negara berkembang yang banyak mengalami kasus infeksi bakteri E. coli. 
Pelancong yang minum air terkontaminasi, makan makanan terkontaminasi, atau makan makanan mentah, juga dapat terinfeksi bakteri sampai diare.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis diare?

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan melihat riwayat medis Anda untuk mencari tahu penyebabnya.
Dokter dapat menanyakan beberapa hal, seperti:
  • Apa yang Anda rasakan?
  • Seberapa sering Anda pergi ke toilet?
  • Makanan apa yang Anda konsumsi sebelum mengalami diare?
  • Apakah Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu akhir-akhir ini?
  • Apa saja gejala lain yang Anda alami?
Pada beberapa kasus, dokter dapat melakukan tes tambahan untuk mengetahui kondisi Anda lebih lanjut, seperti:
1. Tes darah
Tes darah kemungkinan akan dilakukan untuk melihat adanya gejala lain yang dapat membantu menunjukkan apa yang menyebabkan diare Anda.
2. Tes feses
Tes feses juga dapat dilakukan untuk melihat apakah ada bakteri atau parasit menyebabkan diare menyerang Anda.
3. Sigmoidoskopi fleksibel atau kolonoskopi
Untuk membantu memastikan diagnosis diare, dokter dapat menggunakan sigmoidoskopi dan kolonoskopi.
Tes ini dilakukan dengan cara menggunakan tabung tipis dan terang yang dimasukkan ke dalam rektum. Tabung ini dapat melihat bagian dalam usus besar Anda. 
Alat tes ini juga dilengkapi dengan perangkat untuk mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) dari usus besar Anda. Sedangkan kolonoskopi memungkinkan dokter untuk melihat seluruh bagian usus besar.

Bagaimana cara mengobati diare?

1. Minum air yang banyak 
Diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Maka, dokter biasanya dapat memberikan cairan elektrolit atau oralit yang dapat dibeli di apotek. Cairan ini umum digunakan sebagai pertolongan pertama masalah buang-buang air. 
Cairan elektrolit dapat memberikan tubuh asupan glukosa, garam dan mineral penting lainnya yang hilang selama mengalami dehidrasi. Cairan rehidrasi cocok diberikan untuk anak-anak dan orang tua. 
2. Istirahat
Saat terserang diare, diusahakan untuk beristirahat sebanyak mungkin. Orang yang terkena atau sedang mengalami kondisi ini, harus berhenti beraktivitas sementara. Gunanya untuk  memulihkan tenaga yang habis untuk bolak-balik ke toilet. 
3. Makan makanan sehat
Saat diare, sebaiknya berikan makanan yang mudah dicerna lewat menu makan BRAT (banana, rice, applesauce, and toast), yakni nasi, saus apel, dan roti. Makanan tersebut baik dikonsumsi anak-anak atau orang dewasa saat sedang buang-buang air.
Pola makan BRAT terdiri dari makanan berserat rendah dengan rasa hambar yang mudah dikunyah sampai halus. Jenis makanan ini baik bagi organ pencernaan yang sedang bermasalah.
Jangan lupa untuk menghindari makanan pedas, berminyak, atau berlemak.
4. Obat-obatan 
Loperamide
Loperamide adalah obat yang digunakan untuk memperlambat pergerakan pada sistem pencernaan Anda, khususnya usus. Obat ini memungkinkan lebih banyak cairan yang diserap oleh tubuh dan membuat feses Anda kembali padat. Minum obat ini sehabis buang air besar. 
Attapulgite
Obat diare umumnya mengandung zat attapulgite. Zat attapulgite bekerja dengan merangsang pencernaan Anda, terutama usus, dapat menyerap cairan lebih banyak. Sehingga feses Anda tidak cair, melainkan padat karena cairannya diserap attapulgite.  Anda bisa minum obat ini sesudah makan. Kemungkinan ada efek samping sembelit dan kembung. 
Hal yang harus diperhatikan sebelum minum obat diare
Saat minum atau menggunakan obat untuk mengatasi diare, Anda harus mematuhi aturan pakainya. Minum sesuai petunjuk  yang direkomendasikan pada label obat.
Jangan berasumsi bahwa lebih banyak obat akan bekerja lebih baik atau lebih cepat. Minum obat yang dengan jumlah berlebih dapat menimbulkan efek samping tertentu. 
Jika Anda menggunakan obat resep, tanyakan kepada dokter Anda apakah boleh meminum lebih dari 1 merek atau jenis obat pereda buang air besar. Kemungkinan keduanya mungkin memiliki bahan aktif serupa dan bisa berubah menjadi overdosis obat. 

Komplikasi

Komplikasi apa yang bisa terjadi?

Kondisi ini jika diatasi dengan cepat dengan perawatan dan pengobatan yang benar, kemungkinan bisa sembuh dalam waktu beberapa hari. Namun jika tidak ditangani dan didiamkan begitu saja, ini akan menyebabkan diare kronis dengan risiko berikut:
1. Kehilangan banyak nutrisi
Diare yang kronis dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi. Pasalnya, buang air berlebih dalam waktu lebih dari sebulan bisa menyebabkan tubuh Anda kehilangan terlalu banyak cairan. 
Selain cairan, Anda juga bisa kehilangan vitamin, mineral, protein, dan lemak ketika terkena kondisi ini. Diare kronis juga dapat menurunkan berat badan jika tubuh Anda tidak menyerap cukup karbohidrat dan kalori dari makanan yang Anda makan.
2. Perdarahan dan iritasi
Diare kronis dapat menyebabkan iritasi pada usus besar atau rektum. Iritasi bisa berupa luka yang menyebabkan jaringan di usus rapuh. Iritasi ini juga dapat membuat perdarahan di usus maupun pada feses yang keluar. 
3. Dehidrasi
Ketika Anda sedang buang-buang air, Anda dapat mengalami dehidrasi karena kehilangan banyak cairan tubuh.
Dehidrasi ringan dapat mudah diatasi dengan memperbanyak asupan cairan. Baik dari air putih, oralit, atau makanan berkuah.
Namun, diare kronis dapat menyebabkan dehidrasi parah yang mengakibatkan penurunan volume urin, urin gelap, kelelahan, sakit kepala ringan, dan tekanan darah rendah. 

Pengobatan di Rumah dan Pencegahan

Apa saja gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare?

Hindari makanan penyebab diare
Selama masih mencrethindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi Anda. Berikut adalah makanan dan minuman yang harus Anda hindari saat diare:
  • Minuman dan makanan yang terbuat dari susu
  • Makanan berat, berlemak, berminyak, dan pedas
  • Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan cola

Bagaimana cara mencegah diare?

Diare dapat menyerang saja apabila Anda tidak menjaga kebersihan dari diri sendiri. Akan tetapi, wisatawan yang bepergian ke daerah dengan fasilitas sanitasi buruk dan makanan rentan terkontaminasi lebih berisiko mengalami kondisi ini. 
Untuk mengurangi risiko diare saat liburan, ikuti beberapa tips ini:
  • Perhatikan apa yang Anda makan. Makanlah makanan yang masih panas dan dimasak dengan baik. Hindari buah dan sayuran mentah kecuali Anda yang mencuci dan mengupasnya sendiri. Hindari juga daging mentah atau kurang matang dan makanan yang terbuat olahan susu.
  • Perhatikan apa yang Anda minum. Minum air dari air, soda, bir atau anggur kemasan atau yang disajikan dalam wadah aslinya. Hindari air keran dan es batu selama bepergian. Gunakan air kemasan bahkan untuk menyikat gigi dan tutup mulut Anda saat Anda mandi.
  • Minuman yang dibuat dengan air matang, seperti kopi dan teh, mungkin aman untuk dikonsumsi saat bepergian. Namun ingat bahwa alkohol dan kafein dapat memperburuk diare dan memperburuk dehidrasi.
Tanyakan kepada dokter Anda tentang obat antibiotik yang harus dibawa untuk berjaga-jaga terserang penyakit pencernaan, terutama jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah.

hepatitis

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.
hepatitis - alodokter
Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan metabolisme, karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh, seperti:
  • Menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.
  • Menguraikan karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.
  • Mengaktifkan berbagai enzim.
  • Membuang bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol, hormon, dan obat-obatan.
  • Membentuk protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
  • Menyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dan mineral.
Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.

Penyebab Hepatitis

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:
  • Hepatitis A. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
  • Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
  • Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
  • Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis Dditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
  • Hepatitis E. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.
Ibu yang menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir.
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.
Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada tubuh. Pada hepatitis yang disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Gejala Umum Hepatitis

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:
  • Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.
  • Feses berwarna pucat.
  • Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice).
  • Nyeri perut.
  • Berat badan turun.
  • Urine menjadi gelap seperti teh.
  • Kehilangan nafsu makan.
Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik, seperti hepatitis B dan C, mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya, sampai kerusakan yang dihasilkan oleh virus berefek terhadap fungsi hati. Sehingga diagnosisnya menjadi terlambat.

Faktor Risiko Hepatitis

Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk lebih mudah terkena hepatitis tergantung dari penyebab hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang dapat menular lewat makanan atau minuman seperti hepatitis A dan hepatitis E, lebih berisiko pada pekerja pengolahan air atau pengolahan limbah. Sementara hepatitis non infeksi, lebih berisiko pada seseorang yang kecanduan alkohol.
Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis B,C, dan D lebih berisiko pada:
  • Petugas medis.
  • Pengguna NAPZA dengan jarum suntik.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Orang yang sering menerima transfusi darah.
Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular hepatitis melalui transfusi darah, karena setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati pemeriksaan untuk penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui darah.

Diagnosis Hepatitis

Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang muncul pada pasien, seperti dengan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai tanda hepatitis, dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan warna menjadi kuning.
Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
  • Tes fungsi hati. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien untuk mengecek kinerja hati. Pada tes fungsi hati, kandungan enzim hati dalam darah, yaitu enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase (AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan diukur. Dalam kondisi normal, kedua enzim tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati mengalami kerusakan akibat peradangan, kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah sehingga naik kadarnya. Meski demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati tidak spesifik untuk menentukan penyebab hepatitis.
  • Tes antibodi virus hepatitis. Tes ini berfungsi untuk menentukan keberadaan antibodi yang spesifik untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang terkena hepatitis akut, tubuh akan membentuk antibodi spesifik guna memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk beberapa minggu setelah seseorang terkena infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat terdeteksi pada penderita hepatitis akut, antara lain adalah:
    • Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
    • Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
    • Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
    • Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
    • Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
  • Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis, antibodi dan sistem imun tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus berkembang dan lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat terdeteksi dengan tes antigen spesifik dan material genetik virus, antara lain:
    • Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
    • Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
    • DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
    • RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
  • USG perutDengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi kelainan pada organ hati dan sekitarnya, seperti adanya kerusakan hati, pembesaran hati, maupun tumor hati. Selain itu, melalui USG perut dapat juga terdeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada kandung empedu.
  • Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian diamati menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati, dokter dapat menentukan penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan yang diberikan kepada penderita hepatitis bergantung kepada penyebabnya. Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat diperlukan agar proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang melelahkan harus dihindari selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.
Pengobatan hepatitis A, B, dan E akut umumnya tidak membutuhkan pengobatan spesifik, pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mual muntah dan sakit perut. Perlu diingat pada kasus hepatitis akut, pemberian obat-obatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena fungsi hati pasien sedang terganggu. Pasien hepatitis akut harus menjaga asupan cairan tubuh, baik dengan minum air maupun dengan pemberian cairan lewat infus, untuk menghindari dehidrasi akibat sering muntah. Khusus untuk hepatitis C akut, akan diberikan obat interferon.
Pengobatan hepatitis kronis memiliki tujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus, serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan berkembang menjadi sirosis, kanker hati, atau gagal hati. Beda dengan hepatitis B kronis, pengobatan hepatitis C kronis juga bertujuan untuk memusnahkan virus dari dalam tubuh. Pengobatan terhadap hepatitis kronis melibatkan obat-obatan antivirus seperti ribavirin, simeprevir, lamivudine, dan entecavir, serta suntikan interferon. Pasien hepatitis kronis diharuskan untuk berhenti minum alkohol dan merokok untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah.
Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan atau setelah terdapat infeksi hepatitis B. Pengobatan infeksi hepatitis D sampai saat ini belum diteliti lebih lanjut.
Pengobatan hepatitis autoimun umumnya melibatkan obat imunosupresan, terutama golongan kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis autoimun juga dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

Komplikasi Hepatitis

Penderita hepatitis akut dapat mengalami hepatitis fulminan yang berujung kepada gagal hati akibat peradangan hebat pada hati. Gejala penderita hepatitis fulminan mencakup bicara kacau dan penurunan kesadaran hingga koma. Pasien juga dapat mengalami lebam dan perdarahan akibat kurangnya protein faktor pembekuan darah yang diproduksi hati. Penderita hepatitis fulminan dapat meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak dirawat dengan segera.
Selain hepatitis fulminan, penderita hepatitis B dan C juga dapat mengalami hepatitis kronis. Hepatitis kronis adalah hepatitis yang terjadi pada seseorang selama lebih dari 6 bulan. Pada hepatitis kronis, virus akan berkembang biak di dalam sel-sel hati dan tidak dapat dimusnahkan oleh sistem imun. Virus yang berkembang biak secara kronis dalam hati penderita akan menyebabkan peradangan kronis dan dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, atau gagal hati.

Pencegahan Hepatitis

Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya dengan:
  • Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.
  • Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
  • Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.
  • Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan.
  • Kurangi konsumsi alkohol.
Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa dicegah secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin hepatitis C sudah tersedia dan bisa digunakan.
 

mau ngapain? Template by Ipietoon Cute Blog Design